Friday, September 16, 2016

When in Japan

Day 1, August 23rd. Tokyo, Haneda

Arrival
Alhamdulillah tanggal 23 Agustus 2016 kemarin, H+2 pernikahan, saya dan suami bertolak ke Tokyo Haneda, naik AirAsia via KL lanjut Haneda. Sampai di Haneda kemarin hampir tengah malam *dihitung ambil koper dsb. Sudah searching sebelumnya, untuk perjalanan dari Haneda ke Tokyo kereta berhenti di pukul 23.00, dan itu mepet sekali dengan kedatangan kami. Pilihannya waktu itu ada 3, naik taxi yang bisa mencapai 20.000 yen ke hotel terdekat bandara yang sebetulnya mungkin ga sampai 20 menit; tidur di bandara (banyak spot buat tidur di lantai 2nya kedatangan dekat2 restoran yang tutup); dan cari hotel di bandara. 
Karena temanya honeymoon dan kita ga mau kelelahan untuk besok harinya, jadi kita memutuskan cari hotel di bandara.

Hotel di bandara
Di Haneda sendiri ada 2 hotel yang berada di dalam bandaranya. 
a.Di bandara domestic, ada capsule hotel namanya Firstcabin hotel yang letaknya di terminal 1. 
Seperti namanya capsule, jadi ini didesain untuk satu orang, dan biasanya mereka yang hanya transit dan menjalani perjalanan bisnis. Bisa pilih yang Business class dan First class cabin. Yang perlu di note, hotel ini memisahkan antara yang perempuan dan laki-lakinya. Konsepnya unik, dan harganya lebih murah dari hotel yang saya bahas selanjutnya *6000yen/orang untuk first class, dan 5000yen untuk business classnya. 
Info lanjut mengenai hotelnya bisa dibuka diweb ini

http://www.first-cabin.jp.e.jr.hp.transer.com/cabin/

b. Kemarin saya dan suami memutuskan tidur di Royal Park Hotel the Haneda.
Hotel ini bersituasi di terminal keberangkatan, nyaman banget yang notabene kita tinggal naik 1 lantai dari terminal kedatangan. Tempatnya nyaman, classy, lengkap untuk semua keperluan menginap, dapat robe khusus untuk tidur, dan 24 hours desk yang super ramah. Perlu di note kalau breakfast is not included. Overall this hotel is a superb, walau buat kalian yang mau backpackeran opsi ini kurang cocok, tapi definitely a choice buat kalian yang liburan dengan keluarga dan melepas lelah :)

Info lanjut untuk hotel ini bisa dilihat di link berikut :

http://www.rph-the.co.jp/haneda/en/


Makan di bandara
Sayangnya, tidak semua toko buka 24 jam di bandara. perlu diketahui bandara Haneda ada sekitar 5 lantai. Karena hotel kita terletak di lantai 3, yang buka disana terbatas juga, untuk seven elevennya ada di lantai 1, dan sepertinya terlalu jauh jadi kita makan yang ada saja di lantai tsb.
Buat yang muslim jangan lupa tanyakan ada babi atau alkoholnya atau tidak ya, yang lainnya pake bismillah :)



Day 24, August 24th. Tokyo to Kyoto

JR Pass
Kantor JR pass di Haneda terletak di lantai yang sama dengan kedatangan, di bagian JR EAST travel service untuk aktivasi. Kalau tanya tempat, bilangnya Tokyo Monorail 2F Ticket Gate/Arrival lobby. kantornya buka dari jam 7.45 sampe 18.30. Kalau kalian rencana ngepas 7 hari perjalanan, lebih baik samakan dengan mulainya kalian trip jauhnya, soalnya begitu aktif, langsung 7 hari kedepan.
Buat dimana aja bisa aktifinnya, sama jam berapa aja buka kantornya, bisa dilihat linknya dibawah ini:

http://www.japanrailpass.net/en/exchange.html


Tokyo to Kyoto
Pagi-pagi langsung ke mini market di lantai keberangkatan buat cari sarapan. Saya dan suami seneng banget sama onigiri isi mini market nya di Jepang, yang selain murah, kemungkinan besar tambahan bahan haramnya kecil, itu juga gampang dibawa kemana2 jadi bisa langsung aktifitas lainnya. Ada roti2 isi dan roti manis termasuk dorayaki sama mochinya yang harus dicoba. :)


 Bentuk JR pass kami


Setelah aktifasi JR pass, langsung masuk stasiun untuk menuju ke Hamamatsucho *pemberhentian terakhir monorail, kemudian dan dilanjutkan ke Tokyo Station. Total costnya 900 yen, tapi kalau punya JR pass, c'est gratuit=gratis. :)
Dari Tokyo Station langsung cari kantor reserved seat untuk JR pass atau ini bisa juga dilakukan waktu kalian aktivasi JR seperti yang saya dan suami lakukan, jadi sesampainya disana, tinggal cari papan Shinkansen dan gerbong reserved ada di mana. Make sure betul2 cepat ya, kalian ga mau ketinggalan shinkansennya.Itu aja belum duduk, keretanya udah jalan :")


Finally, Kyoto
Ah, Kyoto, kalau kata orang Kyoto itu layaknya Jogja di Indonesia. Budayanya masih kental, kuil2 nya masih terpreserved dengan baik, tidak serame Tokyo, jadi pas untuk kami berdua. 
Dari Tokyo ke Kyoto dengan Shinkansen Hikari memakan waktu sekitar 3 setengah jam. Tadinya kami berencana langsung ke hotel, tapi setelah berfikir 2 kali karena hari udah siang takut kesorean, ada baiknya taruh koper di loker stasiun, kemudian kembali ambil lagi baru ke hotel.
Di stasiun Kyoto, ada banyak tempat loker2 penyimpanan, salah satunya di platform 30-31, ke arah stasiun Fushimi Inari dan Arashiyama. Loker ini berharga 300, 500 dan 700 yen tergantung dari besarnya volume si loker. Buat kalian yang bawa bbrp luggage, lebih murah beli yang 700 karena dia muat masuk 2 koper*besar dan sedang* sekaligus. Cari loker yang ada kuncinya, karena yang ga berkunci artinya sudah diisi orang lain. 
 Masukin 100 yen kedalam alatnya, nanti kita kunci dengan kuncinya, dan untuk bukanya semudah memutar kunci rumah :)
Tapi ada juga yang bentuknya komputer, nanti ikuti saja prosedur penguncian dari komputernya, kalau yang komputer bisa masukkan uang kertas yang besar nanti akan keluar sendiri kembaliannya. 


 Bentuk koin loker dengan komputer

 
Note pentingnya siapkan receh untuk loker kunci, kalau tidak ada koin receh, hebatnya Jepang mereka punya alat untuk menukar uang besar menjadi recehan,dan itu tersedia di hampir sudut2 yang membutuhkan koin tsb, spt di stasiun ini. (kalau inget2 pengen ketawa rasanya kemarin beli permen karet dulu buat tukar recehan :P)


Kyoto Train and Subway Map


Fushimi Inari
Dari Kyoto Station, naik Nara line ke Tofukuji, lanjut ke Fushimi Inari via Keihan line. 
Buat kalian yang sedari pagi sudah sampai Kyoto, saya sarankan jalannya dari Kyoto, ke Arashiyama, Fushimi dsb naik sepeda, karena pemandangan jalanannya cantik banget. Sayangnya karena kekejar waktu, jadi di 1 hari ini kita cuma dapat 1 destinasi saja. 

Kuil ini disebut 1000 gate, dimana gerbang2 orange ini terukir doa. Seperti kuli lainnya, terdapat banyak jimat2 harapan yang bisa digantung sebagai doa. Kalau kami tertarik dengan jimat anjing ini untuk kenang2an, kalau doanya, disimpan di salat nanti :)


 
  
Ryokan Ichiyoraifuku
Saya dan suami pengen merasakan tidur yang beralaskan tatami dan menggunakan futon seperti orang Jepang tradisional. Ketemu di airBnB rumah ini dan rumahnya konon sudah berumur 100 tahun. minusnya, ruangannya cukup tipis antara kamar 1 dan kamar lainnya, jadi memang untuk yang mencari ketenangan,rumah ini jadi pilihan :). toilet dan showernya dibedakan ruangannya, dan toiletnya juga dibedakan antara japanese dan wetern style.

 
 

Ramen Halal
Kata kebanyakan orang, ramen ini harus banget dicoba selama kamu di Kyoto. karena sampai hotelnya sudah agak malam ditambah kita agak lelah kalau harus berputar bus,dan takut keburu tutup restonya, akhirnya saya dan suami memutuskan naik taxi dari penginapan ke Ramen Ayamya. Bukanya dari pukul 10am sampai 10pm. 
Kita sampai sana jam 9.50 pm :')
Sesampainya disana kita pilih makanan dari alat yang mirip dengan vending machine. Pertama pilih menunya yang mau dimakan, bayar dengan koin, kemudian tunggu. Alhamdulillah pramusajinya ada 2 orang Indonesia, jadi kami bisa tanya2 banyak sama mereka. 
oiya favouritenya Ramen soya :) , harganya kisaran 500-550 yen untuk ramennya saja, dan free lemonated water.

 

   

Day 2, Kyoto-Kawaguchiko


Arashiyama Bamboo Forest
Pagi harinya karena sudah waktunya check out, kita taruh koper di stasiun kyoto dan berangkat ke arashiyama bamboo forest. *lihat lagi peta diatas untuk pergi ke Saga Arashiyama via JR sagano line.
Dari stasiun menuju hutan bambunya sekitar 10 menitan dengan jalan kaki. Karena berangkatnya summer, matahari Jepang lagi terik banget, jadi note nya, bawa shade seperti topi atau payung biar ga heat stroke, dan pelindung mata atau sunglasses buat meminimalisir picingan mata dan UVnya.
Kalau kalian yang berminat berpakaian kimono atau yukata di seputaran Kyoto, ada satu tempat yang satu arah dengan Bamboo forest, sekitar 3000 yen sampai pukul 4 sore. (boleh banget ke tempat lainnya dgn pakaian itu, dan kembali lagi pukul 4 ke tempat ini)
 
Bamboo forest ini kalau ditelusuri cukup panjang,sekitar 500 meter dan Subhanallah nya, bambu2 ini tumbuh dengan susunan yang sangat rapi. Seperti layaknya semua tempat di Kyoto yang identik dengan tempat ibadahnya, disini juga terdapat kuil untuk beribadah.
Untuk akses masuknya bisa dengan jalan kaki atau dengan rickshaw (semacam becak yang ditarik oleh orang lokal jepang).


 Arashiyama bamboo forest


Nishiki Market
Pasar ini terkenal sekali dikalangan turis2 lokal dan mancanegara dimana kita harus jalan disepanjang hall yang cukup panjang, sekitar 400 meter, dan menikmati jajakan jajanan pasar dan goodies asal jepang. Tapi untuk kalian yang mau cari oleh2, ini bukan tempatnya karena menurut saya pribadi tempat ini betul2 untuk jajan ditempat :)
Make sure untuk coba mochinya dan jajanan crispy nya. Semuanya jangan lupa ditanyakan mengandung babi atau tidak, dan yang lain pake bismillah..
  
 
Kyoto-Kawaguchiko
Sangat disayangkan waktu kita untuk explore Kyoto sangat terbatas. Niatannya mau ke Kiyomizudera atau Kinkakuji atau Ginkakuji temple, tapi karena perjalanan Kyoto ke Kawaguchiko Fuji memakan waktu yang cukup lama, dan keretanya tidak 24 jam, jadi kami harus segera berangkat ke stasiun. 
Untuk ke Kawaguchiko, perjalanan busnya cukup rumit, banyak perpindahan stasiun. Cek google maps atau aplikasi train schedule kalian, dan make sure untuk reserved seatnya di stasiun ya. Perpindahan antara kereta dan keretanya tipis banget, cuma diselah bbrp belas menit, therefore, agak cepat ya, kalau ga minta yang jarak waktunya agak jauh jadi bisa relax sedikit :)


Selalu jadi mimpi bisa liat Fuji ditempat terbaik, dan kita menemukan satu apartemen sewaan di AirBnB yang pemandangannya langsung gunung Fuji!
Apartemen milik Kouji, kalau buka jendela langsung gunungnya. Subhanallah :")

Note: make sure cari penyewaan sepeda untuk berputar2 disekitaran Fuji ya, tempatnya ramah bicycle sekali. Take an early morning tours sambil cari sarapan, viewnya calming sekali :)


Day 3, Kawaguchiko dan Tokyo

Kawaguchi lake dan Mount Kachi Kachi Ropeway
Info dari Kouji, untuk muterin satu danaunya menghabiskan waktu sekitar 2 jam full. Dan untuk bisa dapat view gunung Fujinya, harus mau berpedal sejauh itu. Sayangnya waktu kita terbatas dan terlalu banyak yang bisa dilihat disekitaran Fuji, jadi kita memutuskan untuk naik Hop on Hop off Kawaguchiko dan Saiko sight seeing abus yang berangkat dari stasiun Kawaguchiko.
Ada 3 line bus, merah, hijau dan biru, yang destinasinya bisa dilihat di peta ini *bisa minta petanya di lokasi ko:

 
Harga hop on hop off nya menyesuaikan dengan jarak halte terakhir yang kita naik sampai ke destinasi, ranging 110-600 yen yang terjauhnya. Mereka berangkat per 10-15 menit, jadi no worries :)

Mount Kachi Kachi


Buat kalian yang punya banyak waktu untuk jalan2 di kawaguchiko, banyak banget tempat yang bisa dikunjungi. Kalau sempat ke bagian tempat penanjakan Fujinya, atau ke Iyashi No sato nenba, tempat desa tua di Kawaguchiko yang disana banyak pelatihan2 keramik, teh, kerajinan, dan penyewaan kimono yang jauh lebih murah (dengar2 dibawah 1000 Yen ). Semua bisa dijangkau dengan bis. Enjoy Kawaguchiko yaa

Beruntunglah kami yang jarak penginapan dan stasiunnya dekat, jadi bisa taruh koper dulu disana sblm brgkt ke Tokyo.
Perjalanan ke tokyo bisa via jalur bus, harganya sekitar 3800 yen, dan juga naik kereta. Karena JR pass cover bbrp kereta terusannya, jadi kami memilih stasiun walaupun harus berpindah kereta 3 kali.


Tokyo, Asakusa
Suami merasa pengen nyobain hotel di Tokyo setelah kita sblmnya stay di airBnB, jadi kita dapat hotel yang pemandangan belakang hotel ini adalah Tokyo sky tree. 
Hotel MyStay Asakusa ini dekat dengan Kuramae station. sepanjang perjalanan dari metro station ke hotelnya, by the bridge, kita bisa foto dengan latar belakang Tokyo Sky Tree dengan cukup jelas.

 Suami lebih suka foto belakang blurry dengan apperture yang rendah. :>
   
Note : Dibawah hotel ini ada masakan India Dolly, yang menurut lidah kami cukup lezat, dan Insya Allah halal. Suami seneng banget sama kare ayamnya, dan menu lainnya ga kalah enaknya :). Hotel kami juga deket banget sama seven eleven, dan bbrp kios lainnnya untuk beli minum dan sarapan atau snack kudapan.
   

Day 4, Asakusa-Shibuya-Harajuku

Hari itu kami berencana ke Asakusa untuk kunjungan kuil nya, jajanannya, dan berburu kimono tentunya :)
Tempat penyewaannya kami cari yang reviewnya bagus, dikatakan cukup terjangkau harganya. Satu bajunya kena sekitar 2800 yen dan dapat digunakan sampai pukul 16.00 sore itu. 
Tempatnya cukup unik, bagi yang perempuan akan diajak keatas untuk berganti pakaian dengan baju tipis putih untuk dalaman,sambil
barang2 kita akan dimasukkan kedalam tas besar dan akan dititip di tempat tsb.
next the fun part will be choosing the yukata itself. Ada banyak motif disana, so take your time :)
Untuk aksesoris kepala, siapakan tambahan 100 yen lagi ya, nanti untuk yang rambutnya panjang akan dikuncirkan oleh sang penata riasnya, dan untuk yang kerudungan seperti saya akan disematkan diantara lipatan kerudung. Berikutnya akan diberikan tabi(kaos kaki jepang yang terbelah dibagian ibu jarinya) dan diminta memilih geta(sendal) dan tas kecil untuk membawa barang2 berharga.



 Uniknya dari muter2 di kuil ini ada sempat bbrp turis mancanegara meminta foto dengan saya, alasan mereka karena saya bukanlah orang jepang, menggunakan kerudung, dan perbedaan budaya itu yang mereka hargai. Menjadi sesuatu hal yang berbeda juga bila mendengar salam "Assalamualaikum" di negeri orang , dan bukan orang lokal Indonesia yang mengutarakan. Jadi momen silahturahmi orang2 mukmin juga :)


Shibuya
Malam itu kami menemui teman suami yang sudah bermukim di Jepang selama 7 tahun. Kami diajak keluar masuk toko untuk oleh2, ke toko musik, dan ke toko barang second di Jepang.
Uniknya, di Jepang, mereka terkenal dengan recycle nya yang hebat. Barang2 dijaga dan dirawat, kemudian mereka jual kembali di toko khusus. Penempatannya juga sangatlah rapi. Ada section electronic, CD, kaset, dan buku.
Ah, untuk buku, karena pemilihan kertas untuk buku2nya yang bagus, sehingga buku2nya kebanyakan masih dalam kondisi yang sangat baik. Konon menurut cerita teman saya itu, bila orang Jepang selesai membaca buku2 yang mereka beli, bila mereka tidak lagi membacanya, dalam hitungan minggu buku tersebut langsung dijual. Jadi semuanya masih layak baca, baik buku lokal maupun internasional ,itu juga berlaku dengan CD dan kasetnya. Tidak perlu mahal lho utk belinya dan buat kalian yang drop buku disini kalian juga bisa mendapatkan uang, dan kamu membantu recycling barang2 disana 

 
Harajuku street


Tokyo Tower - Seaside and Top Japan, World Trade Center Building
Kita memang ga berniat untuk naik ke atas tokyo tower karena kita mau objek utamanya yang kita ambil, dan searching view terbaik ada di WTC building ini. Stasiun terdekatnya adalah Hamamatsucho.
Gedung ini menawarkan view 360 derajat dari view Tokyo Tower itu sendiri, Tokyo Sky Tree, Mt Fuji (bila langit cerah) dan view laut. :)
Tempatnya sendiri saat kita kunjungi ga terlalu rame, jadi cocok buat kami yang memang ga begitu suka keramaian.  Memang kalau kalian mau dapat gambar clear tanpa kaca, maka view ini kurang cocok untuk kalian ya. Tapi sangat worth to visit.

 


tampakan tokyo tower

Maafkan gambar saya yang kurang representatif ya. Untuk kalian yang mau melihat gambar lainnya, bisa di google lain, atau lihat link trip advisor dibawah ini:
https://www.tripadvisor.com/Attraction_Review-g1066451-d1373800-Reviews-Observatory_Seaside_Top-Minato_Tokyo_Tokyo_Prefecture_Kanto.html

Day 5, Monogatari Onsen
Sebetulnya sama sekali ga ada niatan untuk beronsen, tapi karena flight kita malam, dan kita memang belum pernah nyoba onsen, kita seraching yang terdekat dan yang paling terkenal di Tokyo. Muncullah nama onsen ini. Dimana mana, orang akan mencari relaksasi after office hour, jd kalau siang2 ramenya sama turis, tapi kalau sore menuju pagi (iya, bukanya dari pukul 11 pagi sampai 9 pagi! jadi ada ruangan khusus untuk orang2 tidur malam) rame banget sama orang lokal. So my best advice sih, datangnya siang2 sehingga ga terlalu ramai saat di onsennya.
Seselesainya dari kasir, kami akan diberi gelang tangan yang akan menjadi alat transaksi jual beli selama di dalam gedung onsen, nanti pada akhir kita selesai dari onsen, komputer akan menunjukan transaksi pembelian apa saja di dalam, dan baru kita dicharge di kasir depan. Jadi, kita tidak perlu membawa uang atau dompet yang menyusahkan. Gelang itu juga attach dengan kunci loker untuk menaruh pakaian ganti dan barang2 kita.

Gelang barcode

Ada 3 area besar di dalamnya, yang pertama kolam outdoor dimana orang masih oleh foto2 dengan kimono gantinya. Kolam outdoor ini ditujukan buat massage dan rendaman bagian kaki saja.


area outdoor onsen



Kedua, arena bagian dalam. Kalau menurut saya ini sengaja dibuat seperti suasana musim panas jepang dan tersetting seperti malam hari karena di dalam gedung. Di area ini tempat area makan, jualan dan istirahat berada. 


suasana di dalam gedung



salah satu ruang istirahat


One thing yang menarik dari onsen, dan agak berbeda dengan budaya Indonesia, untuk masuk ke dalam kolam indoornya, kalian harus telanjang bulat. Well, menariknya seperti itu hal yang biasa aja, semuanya cuek2 aja tuh selama berendam. 

Ruangannya besar, mungkin seperti memasuki arena kolam renang, namun kolamnya terbagi2 kurang lebih ada 7-8 kolam onsen. Semua pool yang bisa dicoba, salah satu yang saya ingat berhubungan dengan mata air yang berbeda, yang satu dibuat semacam jacuzzi untuk relaksasi.
Seselesainya ada ruangan massage berbayar dan sauna gratis buat yang mau menikmati fasilitas ini. Kalau mau langsung mandi, bisa langsung menuju area pemandian. Semua alat mandi sudah disediakan, jadi jangan khawatir kalau kesan.

The best part menurut saya adalah after onsennya. Kenapa? Karena artinya memasuki waktu tidur dan relaksasi. Ada banyak ruangan untuk tidur dan ada di salah satu  ruangan (yang sayangnya tidak bisa saya tunjukan karena dilarang mengambil gambar), yang menyediakan single sofa dengan TV setiap orang 1. Totally relaxed ! 
Untuk kalian yang merasa tidak risih berendam bersama tanpa busana, well this place is worth to visit